Banyak orang mengeluh, “Mengapa doaku tidak kunjung dikabulkan?!”. Bahkan terkadang hal itu menyeret kepada sikap berprasangka buruk kepada Allah ‘azza wa jalla. Na’udzu billah min dzalik…
Padahal seharusnya dalam kondisi demikian, kita berusaha berintrospeksi diri dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki.
Ketahuilah bahwa doa itu manakala tidak dikabulkan, pemicunya bisa beragam. Antara lain:
- Isi doanya sendiri yang bermasalah. Misalkan doa tersebut berisi permintaan sesuatu yang tidak disukai Allah.
- Hati orang yang berdoa itu bermasalah. Seperti orang yang tidak berkonsentrasi saat berdoa. Hatinya melanglang buana kemana-mana.
- Adanya faktor yang menghalangi terkabulnya doa. Contohnya: mengkonsumsi makanan atau minuman yang haram, banyak maksiat, dan yang semisal itu.
Maka salah satu syarat utama dikabulkannya doa adalah: menghadirkan hati, konsentrasi, khusyu’ dan tidak membiarkan pikiran kesana-kemari saat berdoa. Sebab bila seorang hamba ketika berdoa hatinya tidak konsentrasi, kekuatan doanya akan melemah. Sehingga efeknya pun akan melemah juga. Ibarat sebuah busur panah yang talinya kendor. Saat digunakan, maka anak panahnya tidak bisa melesat kencang.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan,
“ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ“
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa sungguh Allah biasanya tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang tidak konsentrasi dan lalai”. HR. Tirmidzy dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dan dinilai hasan oleh Syaikh al-Albany.
Konsentrasi dalam berdoa artinya, antara lain: berusaha memahami isi doa yang dibaca lisan, meresapi janji Allah mengabulkan doa, menghadirkan perasaan bahwa Allah dekat dan mendengar doa kita.
Doa dengan penuh konsentrasi ini akan semakin dahsyat efeknya, apabila bila bertepatan dengan waktu yang mustajab. Seperti: di antara adzan dengan iqamat, di sepertiga malam terakhir, ba’da ashar hari Jumat terlebih menjelang Maghrib dan waktu-waktu mustajab lainnya.
Ditambah kita berdoa dalam keadaan suci, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, memulai doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Juga mengawalinya dengan taubat dan istighfar. Lalu doa tersebut diulang berkali-kali. Tidak lupa juga bertawassul dengan asmaul husna. Bila perlu bersedekah terlebih dahulu sebelum berdoa.
Doa dengan semua kriteria ini, hampir-hampir tidak mungkin ditolak.
Terakhir pilihlah redaksi doa yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Sebab doa-doa tersebut tidak mungkin keliru atau salah.
Jangan lupa, iringilah doa dengan usaha maksimal. Semoga Allah berkenan menerima doa-doa kita semua